PT. ARMORY REBORN INDONESIA
Arrowhead 140 Frigate: Jagoan Baru TNI Angkatan Laut
Arrowhead Frigate 140 tipe 031 milik AL Yunani. Courtesy: Navy Lookout

DESEMBER 2021. Tantangan masa kini yang dihadapi TNI Angkatan Laut semakin berat dan kompleks. Selain potensi konflik di Laut China Selatan, terbentuknya pakta pertahanan AUKUS–di mana tetangga kita Australia akan memiliki kapal-kapal selam bertenaga nuklir—menghadirkan bentuk tantangan baru. Untungnya, TNI AL juga mendapat tambahan kekuatan. Indonesia belum lama ini telah menandatangani kesepakatan untuk membeli kapal Arrowhead 140 frigate dari Inggris. Kapal perang  Arrowhead 140 frigate ini pertama kali di-release oleh Inggris pada Mei 2018.

Di tengah memanasnya situasi Laut Natuna Utara, yang berada di ujung selatan Laut China Selatan, pemerintah Indonesia mendatangkan kapal berteknologi militer canggih. Frigate Arrowhead 140 dipandang sebagai jawaban Indonesia untuk ancaman China.

Kedatangan Frigate Arrowhead 140 ramai dibicarakan, setelah adanya video viral yang memperlihatkan mondar-mandirnya kapal-kapal China di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Kapal-kapal China yang besar itu membuat banyak nelayan Indonesia takut melaut.

Dalam video tersebut terlihat sejumlah nelayan lokal berhadapan dengan kapal-kapal Coast Guard China di ZEE di Laut Natuna Utara. Kapal China yang berukuran besar ini juga punya kemampuan untuk menjadi kapal induk mini bagi helikopter angkatan laut, baik untuk misi antar-jemput personel maupun misi penyelamatan SAR (search and rescue).

Badan Keamanan Laut (Bakamla) belum lama ini melaporkan, ada ribuan kapal asing berada di Laut Natuna Utara. Bukan hanya kapal Coast Guard China, tapi juga kapal-kapal nelayan Vietnam yang berusaha mengambil ikan dari perairan Indonesia.

Kelompok kapal 'pasukan' nelayan China. Mereka seringkali mencari tangkapan hasil laut ke berbagai perairan dunia, bahkan sejauh sampai ke kepulauan Galagos Amerika Selatan. Kadang-kadang para nelayan ini dikawal oleh kapal tempur Chinese Coast Guard. Courtesy: Xinhua
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace berjabat tangan dengan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto setelah menandatangani kesepakatan pembelian kapal Arrowhead 140 frigate di London 16 September 2021. Courtesy: British Embassy

Apa pun latar belakangnya, TNI AL memang masih kekurangan kapal perang. Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 saat sedang latihan di utara perairan Bali pada 21 April 2021, masih dirasakan sebagai pukulan berat bagi keluarga TNI AL. Kapal selam tersebut membawa 53 prajurit TNI, yang seluruhnya dinyatakan gugur dalam tugas. Maka kehadiran kapal perang baru yang berteknologi canggih, Frigate Arrowhead 140, mungkin bisa sedikit memberi penghiburan.

Jenis Frigate yang Diminati Dunia

Kapal Arrowhead 140  frigate diperkenalkan oleh Inggris sebagai jenis frigate yang saat ini diminati oleh dunia. Hal ini karena awalnya frigate itu dirancang untuk memenuhi persyaratan program Angkatan Laut Inggris yang ketat.

Kapal perang ini memiliki panjang keseluruhan maksimum 138,7 m, lebar maksimum 19,8 m, serta draft desain 4,8 m. Arrowhead frigate juga dirancang untuk mampu membawa lebih dari 160 orang dan dapat beroperasi dengan awak minimal 100 orang.

Kesepakatan akuisisi frigate canggih ini berkaitan dengan momen kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke konferensi teknologi di London, the British Industrial Group Babcock International.

Dalam kesempatan itu, Menhan Prabowo menandatangani kontrak internasional mewakili Kementerian Pertahanan RI, untuk memperoleh lisensi dalam pembuatan the Arrowhead 140 (AN140) frigate.

Berdasarkan kesepakatan ini, perusahaan pembuat kapal nasional PT PAL di Surabaya mendapatkan lisensi untuk membuat kapal frigate dari perusahaan Inggris tersebut (Babcock). Dengan adanya lisensi tersebut, PT PAL kemungkinan akan membangun dua unit Arrowhead 140 frigate di Indonesia.

Infografis desain kapal Arrowhead 140 frigate. Courtesy: Babcock

Dalam keterangan resminya, PT PAL menyatakan: “Dengan ditandatanganinya Licence Agreement antara PT PAL Indonesia (Persero) dan Rosyth Royal Dockyard Ltd (Babcock) sebagai penyedia desain, menambah kesiapan PT PAL Indonesia (Persero) pada tahapan pengerjaan dua unit kapal frigate, sehingga ke depannya dapat menambah prestasi dalam negeri pada kemandirian produksi alutsista untuk Indonesia.”

Sebagai informasi, kapal frigate baru yang akan dibangun di PT PAL merupakan Arrowhead 140, yang didasarkan pada desain kapal frigate tipe 31 untuk Angkatan Laut Kerajaan Inggris (Royal Navy). Desain Arrowhead 140 didasarkan pada bentuk lambung Iver Huitfeldt yang telah terbukti di industri OMT, yang saat ini digunakan oleh Angkatan Laut Kerajaan Denmark.

PT PAL Akan Lakukan Modifikasi

PT PAL mengonfirmasi, kontrak pembuatan dua kapal Frigate Arrowhead 140 ini mencapai nilai 720 juta dollar AS, yang pengerjaannya akan dilaksanakan di galangan PT PAL di Surabaya. Lisensi desain memungkinkan PT PAL untuk melakukan modifikasi desain
khusus untuk TNI AL. Rencananya, pembangunan dua kapal frigate ini akan dikerjakan dalam waktu 69 bulan.

Untuk persiapan pembangunan awal kapal perang ini dan dalam pembuatan kapal perang nanti, PT PAL akan membangun kapal perang itu dengan spesifikasi desain khusus. Yakni, untuk memenuhi kebutuhan spesifik TNI Angkatan Laut.

Dengan dukungan dari Babcock, PT PAL akan merancang modifikasi yang diperlukan, untuk mengonfigurasi Arrowhead 140 untuk kebutuhan spesifik Indonesia. Ini menandakan bahwa hubungan pertahanan dan hubungan bilateral Indonesia–Inggris secara umum berjalan dengan sangat baik.

Hal ini juga bisa dilihat dari kerja sama pertahanan kedua negara yang menonjol. Yaitu, pada bidang pendidikan militer, pengadaan serta pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), serta pertahanan siber.
Arrowhead 140 adalah frigate ringan serba guna yang dikembangkan oleh Tim 31, yang dipimpin oleh Babcock International. Tim 31 terdiri dari Thales Group, Harland and Wolff, BMT, OMT dan Ferguson Marine.

Beberapa fitur utama Arrowhead 140 frigate. Courtesy: Babcock/Press Association

Diluncurkan pada Mei 2018, Arrowhead 140 dirancang untuk memenuhi persyaratan program frigate tujuan umum Tipe 31e Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Desain Arrowhead 140 lebih disukai untuk program frigate Type 31 pada September 2019. Kapal Type 31 pertama dijadwalkan akan diluncurkan pada 2023.

Frigate tujuan umum ini dapat digunakan untuk pengawasan dan larangan maritim, kontra-pembajakan, kehadiran dan pencegahan militer, bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana, dukungan kelompok tugas, perlindungan, serta misi perang antikapal selam.

Membawa Berbagai Rudal

Kapal perang Frigate Arrowhead 140 ini dapat membawa rudal permukaan ke udara, rudal serangan darat, senjata antikapal selam, dan sistem senjata jarak dekat. Frigate serba guna Arrowhead 140 akan menampilkan sistem informasi dan komando taktis buatan Thales (TACTICOS). TACTICOS merupakan sistem manajemen tempur berarsitektur terbuka, yang meningkatkan kemampuan dalam pertempuran.

Sistem ini akan mengakomodasi berbagai sensor, termasuk radar jangkauan pendek dan menengah untuk navigasi, kontrol penembakan, kontrol helikopter, dan kewaspadaan situasi bagi awak kapal. Pengawasan dan kontrol tembakan bisa dikendalikan oleh pelacak elektrooptikal on-board.

Menurut naval-technology.com, kapal perang ini juga dilengkapi dengan sonar yang dipasang di lambung, untuk mengidentifikasi kapal selam, torpedo, dan ranjau bawah air. Kapal ini akan menempatkan array atau variabel sonar kedalaman, untuk perlindungan terhadap sistem torpedo lawan.

Bicara spesifikasi, kapal ini mengusung mesin utama dengan spesifikasi 4 x 9.100 kW. Tenaga tersebut mampu memacu kapal dengan kecepatan maksimum sampai dengan 28 knot, dengan kondisi MCR (Maximum Continuous Rating) endurance pada 18 knot sebesar 9.000 Nm.

Kapal frigate berbobot perpindahan total 5.700 ton ini nantinya juga akan dilengkapi dengan diesel generator 4 × 1360 kW dan pembangkit darurat D/G 1 X 180 kW. Untuk kemudahan manuver, kapal ini dilengkapi dengan Bow Thruster sebesar 925 kW.

Arrowhead 140 juga akan menampilkan sistem propulsi gabungan diesel dan diesel, atau combined diesel to diesel (CODAD). Yakni, mengintegrasikan empat mesin diesel, dua baling-baling dan dua jalur poros variable.
Sistem propulsi juga nantinya akan memastikan kebisingan yang rendah atau low underwater radiated noise (URN). Juga, akan patuh pada ketentuan International Maritime Organisation (IMO). Sistem propulsi memungkinkan kapal perang ini untuk mencapai kecepatan 18 knot dan kecepatan maksimum lebih dari 28 knot.

Helikopter AS565 MBe Panther milik TNI AL. Selain untuk patroli udara di atas perairan Indonesia, helikopter ini bisa digunakan pula untuk mendeteksi kapal selam di bawah air (dengan tambahan sonar yang dipasang).

Mampu Mengangkut Helikopter

Desain frigate yang dioptimalkan ini akan memungkinkan operator mengurangi biaya perawatan, meminimalkan potensi risiko selama misi, dan beroperasi dalam kondisi lingkungan yang merugikan.
Dek penerbangan belakang yang besar dapat menampung helikopter AW-101 Merlin atau MH-60 Seahawk atau helikopter yang lebih kecil seperti AW159 Wildcat, plus kendaraan udara tak berawak (UAV).

Dilengkapi dengan kemampuan helicopter in-flight refueling (HIFR), dek dapat mendukung pengoperasian pesawat dengan berat lepas landas maksimum hingga 15 ton. Hanggar di kapal ini akan memiliki kapasitas untuk menampung helikopter angkatan laut, sistem tak berawak dan pesawat ringan.

Tentang persenjataan, di geladak bisa dipasang kanon kaliber kecil hingga medium. Area deck besar juga dapat menampung delapan tabung surface-to-surface guided weapons (SSGW).
Kapal ini juga dapat mengakomodasi sistem peluncuran vertikal MK41 atau vertical launching system (VLS) hingga 32 variabel panjang tabung.

Kapal Frigate Arrowhead 140 juga akan membawa rudal permukaan ke udara atau surface-to-air missiles (SAM), rudal serangan darat atau land strike missiles, senjata untuk peperangan antikapal selam atau anti-submarine warfare (ASW), dan sistem senjata jarak dekat.

Kapal frigate ini juga akan dilengkapi dengan rudal sebagai bentuk sistem pertahanan udara. Spesifikasinya yakni peluncur rudal vertikal jarak sedang (vertical launcher missile surface to air medium range) 3×8 cells.
Juga, peluncur rudal vertikal ke udara dengan jarak jauh (vertical launcher missile surface to air long range) 4×8 cells, dan peluncur rudal vertikal ke permukaan untuk jarak jauh (vertical launcher missile surface to surface long range) 2×8 cells, yang mana akan dilakukan proses pemasangan dengan sistem Fit For But Not With (FFBNW). Hal ini yang membuat Frigate Arrowhead 140 mampu diandalkan dalam pertahanan laut dan udara.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco mengatakan, kedatangan Frigate Arrowhead 140 adalah kelanjutan dari kerja sama antara Indonesia – Inggris. Dasco juga mengatakan, dengan adanya Frigate Arrowhead 140 yang berpatroli di perairan Indonesia, China akan berpikir dua kali untuk wira-wiri di Laut Natuna Utara lagi.***

Yonarisman

Artikel ini tampil pada majalah Armory Reborn edisi ke - 14 Desember 2021

Related Posts