PT. ARMORY REBORN INDONESIA
Mengantisipasi Jet Tempur Rusia Su-75 "Checkmate"
Mock-up jet tempur siluman terbaru Rusia Su-75 pada MAKS air show 20 Juli 2021. Jet bermesin tunggal ini berkategori Light Tactical Aircraft (LTS) yang dipasarkan untuk negara lain dan dikembangkan oleh Rostec/Russian Aerospace Forces (RAF). Courtesy: kremlin.ru

AGUSTUS 2021. Industri persenjataan dunia baru-baru ini dihebohkan dengan munculnya jet tempur ringan terbaru Rusia dari generasi kelima, yang dijuluki “Checkmate” (istilah dalam permainan catur: Skak Mat). Pesawat berkode Sukhoi Su-75 ini adalah pesawat tempur multiperan bermesin tunggal, yang digadang-gadang akan menyaingi pesawat berteknologi siluman F-35 buatan Amerika Serikat (AS).

Sukhoi Su-75 Checkmate yang  berkursi tunggal itu diperkenalkan ke publik di pameran dirgantara internasional MAKS-2021, di bandara internasional Zhukovsky, sekitar 36 km arah tenggara dari pusat kota Moscow,  20-21 Juli 2021. Sebelum dipamerkan ke publik, pesawat Su-75 ini sudah diperlihatkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang kemudian menyatakan kepuasannya dengan jet tempur tersebut.

Jet tempur ini dikembangkan oleh United Aircraft Corporation (UAC), yang merupakan bagian  dari Rostec, dalam program pengembangan pesawat tempur taktis ringan. Tapi tidak seperti pesawat tempur Rusia Su-57 yang sudah lebih dulu ada, pesawat jet siluman Su-75 ini lebih kecil dan memiliki satu mesin yang ringan. Meski begitu, Su-75 mampu bertahan di udara lebih lama daripada rekan-rekannya yang bermesin ganda.

Wakil Kepala desainer pesawat Alexey Bulatov mengatakan, julukan Su-75 ini diambil dari angka 7 dan 5, yang juga merupakan angka keberuntungan Sukhoi. Seperti, jet tempur sebelumnya yang sukses, Su-57.

Menurut CEO United Aircraft Corporation, Yuri Slyusar, Su-75 Chekmate merupakan Sukhoi generasi kelima. Tapi bukanlah termasuk dalam versi Su-57. Di tubuhnya akan dipasang mesin canggih Izdeliye-30 agar bisa melesat pada kecepatan Mach 2. Sistem persenjataan pesawat ini mengadopsi Sukhoi Su-57, dan diyakini mampu menghancurkan semua jenis peralatan tempur musuh di udara, laut dan juga darat.

Su-75 akan mampu membawa pesawat nirawak atau drone dan meluncurkannya selama penerbangan. Rostec menggambarkan Su-75 Checkmate sebagai jet tempur ringan bermesin tunggal generasi kelima, yang menggabungkan “solusi inovatif,” termasuk kecerdasan buatan.

Visibilitas yang Rendah

Beberapa ahli mengatakan, jet tempur Su-75 ini memiliki visibilitas radar yang rendah di berbagai spektrum dan rasio terhadap beban tempur yang tinggi. Ia juga mempunyai seperangkat persenjataan udara yang canggih. Su-75 ini dapat melakukan serangan ke enam sasaran sekaligus, bahkan dalam kondisi terdesak, ketika ada gangguan elektronik yang kuat.

Su-75 dilengkapi dengan bom dan peluru kendali (rudal) udara ke udara, rudal udara ke darat dan rudal anti-kapal, serta sistem peperangan elektronik. Dalam penampilan perdana di pameran dirgantara itu, Rostec langsung menghadirkan wujud asli Su-75 Checkmate, bukan cuma model.

Rencananya untuk militer Rusia, Su-75 Checkmate tak cuma diciptakan untuk dioperasikan oleh pilot tempur. Namun, ke depan akan dibuat menjadi pesawat tanpa awak. Pesawat Su-75 ini rencananya akan diuji terbang pertama kali pada 2022.

Jika uji coba berhasil, maka Rostec akan memproduksi pesawat ini secara besar-besaran pada 2026, untuk memenuhi kebutuhan pasar militer seluruh dunia. Dan dari desas desus yang beredar, pesawat canggih ini dijual dengan harga murah untuk menandingi pesawat siluman buatan AS, F-35 Lightning II.

Penjualan serta pengiriman jet tempur ini akan dimulai pada 2026, untuk penjualan ke pasar Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Selatan. Harga jet tempur ini berkisar antara 25 juta hingga 30 juta dollar AS (Rp 363 hingga 436 miliar).

Harga tersebut lebih murah jika dibandingkan F-16 Amerika yang lama, yang saat ini aktif dijual di dunia. Juga, lebih murah dibandingkan F-35 yang dibanderol sekitar 77 juta dollar AS (Rp 1,1 triliun) hingga 100 juta dollar AS (Rp 1,4 triliun).

Slyusar memperkirakan, akan ada hampir 300 pesanan untuk Su-75 dalam 15 tahun ke depan, terutama dari Timur Tengah, Asia, dan Amerika Selatan. Ini mengingat harganya yang “tujuh kali lebih rendah” daripada F-35.

Infografis informasi umum dan spek jet Su-75. Banderol harga dan maintenance cost-nya lebih murah dibandingkan kompetitor sejenis, seperti F-35, Rafale, dan JAS-35 Gripen
Persenjataan dan bagian teknis jet tempur Su-75. Purwarupa dan penerbangan perdana pesawat ini diproyeksikan pada 2023, dan pengantaran pesanan produk (delivery) pada 2027. Sasaran negara-negara pembelinya adalah benua Afrika, India, dan Vietnam. Courtesy: Rostec

Ongkos Operasional Rendah

“Sukhoi Checkmate mampu menghancurkan pesawat asing generasi kelima, dan dirancang untuk menahan sistem generasi keenam yang mungkin muncul dalam beberapa dekade mendatang. Versi autopilot juga sedang dikembangkan,” kata Slyusar.

Su-75 saat ini menjadi proyek yang mampu menopang Angkatan Udara Rusia dan mitra-mitranya. Serangkaian kualitas unik dari pesawat tempur bermesin tunggal ini  menjadikannya salah satu pesawat yang paling banyak dibicarakan dan diantisipasi saat ini.

Sebelumnya, Rusia telah mempunyai  Su-57 yang juga sudah menopang Angkatan Udara Rusia. Saat ini Rusia masih menjadi salah satu dari empat hingga lima negara di dunia, yang mampu secara mandiri menciptakan pesawat militer baru.

Menurut klaim Rostec, jet Su-75 punya keunggulan sulit dilacak dan biaya operasionalnya rendah. Sasaran Rostec adalah membuat biaya operasional per jam Su-75 serendah mungkin, supaya terjangkau dalam hal penjualan dan operasional. Tetapi, hal itu juga menimbulkan pertanyaan, mengingat ongkos operasional pesawat tempur siluman seperti F-35 atau Sukhoi Su-57 cukup tinggi, karena peralatan canggih yang dipasang di pesawat itu.

Rusia beberapa kali meluncurkan purwarupa alutsista canggih dalam beberapa tahun terakhir, tetapi ide itu mentok dan tidak sampai ke tahap produksi. Pemerintahan Presiden Vladimir Putin telah menggelontorkan dana besar-besaran untuk memproduksi pesawat militer hingga persenjataan jenis baru, baik untuk kebutuhan dalam negeri ataupun ekspor.

Meski begitu, sebagian besar teknologi persenjataan mereka masih berasal dari era Uni Soviet. Saat ini jet tempur generasi empat unggulan Rusia adalah Sukhoi Su-27 untuk kelas berat dan MiG-29 untuk kelas ringan. Sedangkan untuk jet tempur siluman, Rusia belum mempunyai pesawat dengan spesifikasi kelas ringan seperti F-35.

“Jet tempur kelas ringan semakin diminati banyak negara ketimbang yang kelas berat, karena lebih murah dan cocok bagi negara yang wilayahnya tidak terlalu luas,” kata Kepala Badan Analis Aviaport, Oleg Pantaleyev.

Hingga kini belum ada pesawat tempur buatan Rusia yang bermesin tunggal, yang dibangun sejak Perang Dingin. Sejak saat itu, Rusia dinilai tidak peduli tentang pengembangan pesawat di kelas mesin tunggal.

Checkmate disebut dapat melengkapi pesawat Su-57 bermesin ganda yang lebih besar, yang pertama kali terbang pada 2010 dan saat ini sedang dalam proses produksi di pabrik Sukhoi di Timur Rusia. Moskow telah memesan 78 unit Su-57, tetapi produksinya lambat dan hanya segelintir jet yang beroperasi.

Pesawat Su-75 Checkmate secara teori dapat melengkapi kebutuhan dari Su-57, dan membantu Angkatan Udara Rusia untuk mengurangi jet tempur siluman bermesin ganda, dan menambah yang bermesin tunggal. Itulah yang dilakukan Angkatan Udara AS, yang memproduksi ratusan F-35 untuk melengkapi 180 unit F-22 bermesin ganda.***

Yonarisman

Artikel ini tampil pada majalah Armory Reborn edisi ke - 10 Agustus 2021

Related Posts